Pada
hakikatnya, manusia memiliki kemampuan untuk meningkatkan kehidupannya,
baik untuk meningkatkan pengetahuan, maupun untuk mengembangkan
kepribadian dan keterampilannya. Untuk meningkatkan kehidupannya itu,
manusia akan selalu berusaha mendapatkan pengalaman-pengalaman baru.
Usaha itu disebut dengan pendidikan. Dalam GBHN 1973, dikemukakan bahwa
pendidikan merupakan suatu usaha yang disadari untuk mengembangkan
kepribadian dan kemampuan manusia yang dilaksanakan di dalam maupun
diluar sekolah.
Pendidikan
lebih idealnya didapatkan dalam keluarga, karena lingkungan pertama
yang didapati oleh anak setelah lahir adalah lingkungan keluarga. Dalam
masa tumbuh kembang anak, peran keluarga sangat menentukan keberhasilan
anak dalam meningkatkan kemampuan yang ada pada dirinya, baik kemampuan
untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan maupun kemampuan
untuk mengembangkan kepribadian. Namun, pendidikan keluarga saja tidak
cukup untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Pendidikan luar
keluarga juga dibutuhkan dalam meningkatkan kemampuan
tersebut, salah satunya adalah pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah
merupakan salah satu sarana untuk membantu keluarga dalam meningkatkan
kemampuan yang ada pada anak. Salah satu unsur terpenting dari
pendidikan di sekolah adalah adanya pendidik atau guru.
Pendidik
atau guru adalah orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan
pendidikan dengan sasaran peserta didik. Peran guru dari segi ilmu
adalah memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada peserta didik.
Dengan adanya peran tersebut, guru harus memiliki wawasan kependidikan
yang luas dan menguasai berbagai strategi belajar mengajar sehingga
pengetahuan dan keterampilan tersebut dengan mudah diberikan kepada
peserta didik. Peran ini baru dilihat dari segi ilmu yang diberikan
kepada peserta didik, bagaimana dilihat dari segi prilaku dan
kepribadian peserta didik. Apakah membentuk prilaku dan kepribadian
peserta didik juga merupakan tanggung jawab guru?. Jawabannya tentu ya,
karena pada hakikatnya pendidikan di sekolah itu tidak hanya melakukan
usaha transfer ilmu dari guru ke peserta didik saja, namun pendidikan
sekolah juga melakukan usaha pembentukan prilaku dan pribadi
peserta didik. Seorang pendidik atau guru diharapkan tidak sekedar
transfer ilmu kepada peserta didik, melainkan menanamkan kepribadian
baik kepada peserta didik. Guru belum bisa dikatakan sukses mendidik,
jika peserta didik hanya memiliki kecerdasan intelektual saja. Guru
dikatakan sukses, jika peserta didiknya memiliki kecerdasan intelektual,
emosional, dan spiritual. Oleh sebab itu, pendidikan sekolah juga
diharapkan memiliki program yang bisa dijadikan sebagai sarana
pembentukan karakter peserta didik.
Peran guru dalam membentuk karakter peserta didik
Pembentukan
karakter anak memang semestinya dilakukan oleh orang tua. Namun, ketika
anak berada di sekolah, maka yang menjadi orang tua anak adalah guru.
Sehubungan dengan perannya sebagai pembentuk karakter anak di sekolah,
maka guru dituntut untuk sungguh-sungguh menjalankan peran tersebut,
karena salah membentuk karakter anak akan berakibat fatal bagi kehidupan
anak. Dari pernyataan tersebut, dapat dikatakan bahwa guru adalah orang
tua kedua dari peserta didik, sehingga ketika peserta didik jauh dari
orang tuanya, peserta didik masih mendapat bimbingan dari guru seperti
halnya mereka dapatkan dari orang tua.
Pendidikan
pancasila dapat dijadikan sebagai sarana dalam pembentukan karakter
peserta didik, karena pancasila mengandung nilai-nilai kehidupan yang
bisa dijadikan pedoman dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan
bernegara. Peserta didik yang pada hakikatnya adalah warga negara
Indonesia. Dengan demikian, peserta didik diharapkan
memiliki kepribadian yang sesuai dengan nilai-nilai pancasila sehingga
terciptalah generasi bangsa yang cerdas dan bermoral.
Ada
beberapa hal yang harus diupayakan oleh guru dalam pembentukan karakter
peserta didik sesuai dengan nilai-nilai pancasila, antara lain sebagai
berikut: (1) Memperkuat dasar keimanan dan ketakwaan peserta didik. (2)
Membiasakan peserta didik untuk berprilaku baik. (3) Menanamkan nilai
persatuan kepada peserta didik. (4) Menanamkan sikap toleransi dan
tenggang rasa. (5) Membiasakan untuk bermusyawarah dalam menyelasaikan
masalah. (6) Menumbuhkan sikap jujur, adil, dan bertanggung jawab kepada
peserta didik.
Sebenarnya,
upaya pembentukan karakter anak merupakan hal yang tidak mudah
dijalankan oleh seorang guru. Guru akan kesulitan dalam membentuk
karakter anak, jika tidak ada dukungan dari keluarga dan masyarakat yang
ada di lingkungan peserta didik. Pembentukan karakter merupakan
tanggung jawab bersama antara guru, keluarga dan masyarakat.
Pendidikan karakter tidak hanya tanggung jawab guru
Keluarga
merupakan lembaga pendidikan yang pertama bagi anak. Keluarga merupakan
dunia anak pertama, yang memberikan sumbangan mental dan fisik terhadap
hidupnya. Melalui interaksi dalam keluarga, anak tidak hanya mengenal
dirinya dan orang tuanya melainkan juga mengenal kehidupan masyarakat
dan alam sekitarnya.
Orang tua sebagai pendidik betul-betul merupakan peletak dasar kepribadian anak. Dasar kepribadian tersebut akan berperan selama berlangsungnya kehidupan.
Ketika
anak sudah melepas masa balitanya, anak tidak lagi hanya berinteraksi
dengan keluarganya. Namun, anak sudah mulai berinteraksi dengan
lingkungannya. Pada masa itu, orang tua sudah menyerahkannya kepada
sekolah. Usaha pendidikan di sekolah merupakan kelanjutan dari
pendidikan dalam keluarga. Sekolah merupakan lembaga sosialisasi kedua setelah orang tua, sehingga mempengaruhi pribadi anak dan perkembangan sosialnya.
Selain
lingkungan keluarga dan sekolah, lingkungan masyarakat juga membawa
pengaruh pada pembentukan karakter anak. Karakter baik yang sudah
ditanamkan oleh orang tua dan guru akan rusak, jika anak masuk ke
lingkungan masyarakat yang tidak baik dan tidak sehat. Sebaliknya, jika
anak berada pada lingkungan masyarakat yang sehat, maka hal itu akan
mendorong pembentukan karakter baik pada anak.
Dari
penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan bukan saja
tanggung jawab perorangan, tapi tanggung jawab bersama antara orang
tua,guru,dan masyarakat.
Tanggung jawab besar maka penghargaan pun harus besar
Guru
dikenal sebagai pahlawan tanpa tanda jasa, pernyataan ini menunjukkan
bahwa jasa seorang guru sangatlah besar dalam mendidik dan mengajar
peserta didik agar menjadi generasi yang cerdas dan berkarakter. Guru
harus memikul tanggung jawab besar dalam mewujudkan cita-cita bangsa dan
menciptakan generasi penerus yang dapat memajukan kehidupan bangsa.
Tanggung
jawab yang besar dari seorang guru hendaklah dibalas dengan penghargaan
yang besar pula karena memikul tanggung jawab dan amanah yang besar
merupakan suatu hal yang sulit dijalani. Ibarat memikul karung beras
yang beratnya sekian kilogram, sering kali pundak merasakan sakit yang
luar biasa, namun demi hajat orang banyak, seberat apapun beban di
pundak akan diusahakan agar sampai ke tempat tujuan. Begitu
pula halnya guru, tanggung jawab yang demikian berat harus dipikulnya
demi kepentingan orang banyak dan demi terwujudnya tujuan dan cita-cita
bangsa. Penghargaan besar hendaklah diberikan kepada para guru yang
berjuang untuk kesejahteraan negeri. Penghargaan terhadap guru merupakan
wujud dari penghargaan terhadap negri karena jasa guru dapat
menciptakan generasi bangsa yang cerdas dan berkarakter.*suci
No comments :
Post a Comment