"SELAMAT DATANG DI BLOG SDN PASIR GOMBONG 01"

TRANSLATE



Wednesday 12 December 2012

Peran Guru dalam Membentuk Karakter Anak Bangsa

Pada hakikatnya, manusia memiliki kemampuan untuk meningkatkan kehidupannya, baik untuk meningkatkan pengetahuan, maupun untuk mengembangkan kepribadian dan keterampilannya. Untuk meningkatkan kehidupannya itu, manusia akan selalu berusaha mendapatkan pengalaman-pengalaman baru. Usaha itu disebut dengan pendidikan. Dalam GBHN 1973, dikemukakan bahwa pendidikan merupakan suatu usaha yang disadari untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan manusia yang dilaksanakan di dalam maupun diluar sekolah.
Pendidikan lebih idealnya didapatkan dalam keluarga, karena lingkungan pertama yang didapati oleh anak setelah lahir adalah lingkungan keluarga. Dalam masa tumbuh kembang anak, peran keluarga sangat menentukan keberhasilan anak dalam meningkatkan kemampuan yang ada pada dirinya, baik kemampuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan maupun kemampuan untuk mengembangkan kepribadian. Namun, pendidikan keluarga saja tidak cukup untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Pendidikan luar keluarga juga dibutuhkan dalam meningkatkan kemampuan tersebut, salah satunya adalah pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan salah satu sarana untuk membantu keluarga dalam meningkatkan kemampuan yang ada pada anak. Salah satu unsur terpenting dari pendidikan di sekolah adalah adanya pendidik atau guru.
Pendidik atau guru adalah orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan dengan sasaran peserta didik. Peran guru dari segi ilmu adalah memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada peserta didik. Dengan adanya peran tersebut, guru harus memiliki wawasan kependidikan yang luas dan menguasai berbagai strategi belajar mengajar sehingga pengetahuan dan keterampilan tersebut dengan mudah diberikan kepada peserta didik. Peran ini baru dilihat dari segi ilmu yang diberikan kepada peserta didik, bagaimana dilihat dari segi prilaku dan kepribadian peserta didik. Apakah membentuk prilaku dan kepribadian peserta didik juga merupakan tanggung jawab guru?. Jawabannya tentu ya, karena pada hakikatnya pendidikan di sekolah itu tidak hanya melakukan usaha transfer ilmu dari guru ke peserta didik saja, namun pendidikan sekolah juga melakukan usaha pembentukan prilaku dan pribadi peserta didik. Seorang pendidik atau guru diharapkan tidak sekedar transfer ilmu kepada peserta didik, melainkan menanamkan kepribadian baik kepada peserta didik. Guru belum bisa dikatakan sukses mendidik, jika peserta didik hanya memiliki kecerdasan intelektual saja. Guru dikatakan sukses, jika peserta didiknya memiliki kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual. Oleh sebab itu, pendidikan sekolah juga diharapkan memiliki program yang bisa dijadikan sebagai sarana pembentukan karakter peserta didik.
Peran guru dalam membentuk karakter peserta didik
Pembentukan karakter anak memang semestinya dilakukan oleh orang tua. Namun, ketika anak berada di sekolah, maka yang menjadi orang tua anak adalah guru. Sehubungan dengan perannya sebagai pembentuk karakter anak di sekolah, maka guru dituntut untuk sungguh-sungguh menjalankan peran tersebut, karena salah membentuk karakter anak akan berakibat fatal bagi kehidupan anak. Dari pernyataan tersebut, dapat dikatakan bahwa guru adalah orang tua kedua dari peserta didik, sehingga ketika peserta didik jauh dari orang tuanya, peserta didik masih mendapat bimbingan dari guru seperti halnya mereka dapatkan dari orang tua.
Pendidikan pancasila dapat dijadikan sebagai sarana dalam pembentukan karakter peserta didik, karena pancasila mengandung nilai-nilai kehidupan yang bisa dijadikan pedoman dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara. Peserta didik yang pada hakikatnya adalah warga negara Indonesia. Dengan demikian, peserta didik diharapkan memiliki kepribadian yang sesuai dengan nilai-nilai pancasila sehingga terciptalah generasi bangsa yang cerdas dan bermoral.
Ada beberapa hal yang harus diupayakan oleh guru dalam pembentukan karakter peserta didik sesuai dengan nilai-nilai pancasila, antara lain sebagai berikut: (1) Memperkuat dasar keimanan dan ketakwaan peserta didik. (2) Membiasakan peserta didik untuk berprilaku baik. (3) Menanamkan nilai persatuan kepada peserta didik. (4) Menanamkan sikap toleransi dan tenggang rasa. (5) Membiasakan untuk bermusyawarah dalam menyelasaikan masalah. (6) Menumbuhkan sikap jujur, adil, dan bertanggung jawab kepada peserta didik.
Sebenarnya, upaya pembentukan karakter anak merupakan hal yang tidak mudah dijalankan oleh seorang guru. Guru akan kesulitan dalam membentuk karakter anak, jika tidak ada dukungan dari keluarga dan masyarakat yang ada di lingkungan peserta didik. Pembentukan karakter merupakan tanggung jawab bersama antara guru, keluarga dan masyarakat.
Pendidikan karakter tidak hanya tanggung jawab guru
Keluarga merupakan lembaga pendidikan yang pertama bagi anak. Keluarga merupakan dunia anak pertama, yang memberikan sumbangan mental dan fisik terhadap hidupnya. Melalui interaksi dalam keluarga, anak tidak hanya mengenal dirinya dan orang tuanya melainkan juga mengenal kehidupan masyarakat dan alam sekitarnya.
Orang tua sebagai pendidik betul-betul merupakan peletak dasar kepribadian anak. Dasar kepribadian tersebut akan berperan selama berlangsungnya kehidupan.
Ketika anak sudah melepas masa balitanya, anak tidak lagi hanya berinteraksi dengan keluarganya. Namun, anak sudah mulai berinteraksi dengan lingkungannya. Pada masa itu, orang tua sudah menyerahkannya kepada sekolah. Usaha pendidikan di sekolah merupakan kelanjutan dari pendidikan dalam keluarga. Sekolah merupakan lembaga sosialisasi kedua setelah orang tua, sehingga mempengaruhi pribadi anak dan perkembangan sosialnya.
Selain lingkungan keluarga dan sekolah, lingkungan masyarakat juga membawa pengaruh pada pembentukan karakter anak. Karakter baik yang sudah ditanamkan oleh orang tua dan guru akan rusak, jika anak masuk ke lingkungan masyarakat yang tidak baik dan tidak sehat. Sebaliknya, jika anak berada pada lingkungan masyarakat yang sehat, maka hal itu akan mendorong pembentukan karakter baik pada anak.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan bukan saja tanggung jawab perorangan, tapi tanggung jawab bersama antara orang tua,guru,dan masyarakat.
Tanggung jawab besar maka penghargaan pun harus besar
Guru dikenal sebagai pahlawan tanpa tanda jasa, pernyataan ini menunjukkan bahwa jasa seorang guru sangatlah besar dalam mendidik dan mengajar peserta didik agar menjadi generasi yang cerdas dan berkarakter. Guru harus memikul tanggung jawab besar dalam mewujudkan cita-cita bangsa dan menciptakan generasi penerus yang dapat memajukan kehidupan bangsa.
Tanggung jawab yang besar dari seorang guru hendaklah dibalas dengan penghargaan yang besar pula karena memikul tanggung jawab dan amanah yang besar merupakan suatu hal yang sulit dijalani. Ibarat memikul karung beras yang beratnya sekian kilogram, sering kali pundak merasakan sakit yang luar biasa, namun demi hajat orang banyak, seberat apapun beban di pundak akan diusahakan agar sampai ke tempat tujuan. Begitu pula halnya guru, tanggung jawab yang demikian berat harus dipikulnya demi kepentingan orang banyak dan demi terwujudnya tujuan dan cita-cita bangsa. Penghargaan besar hendaklah diberikan kepada para guru yang berjuang untuk kesejahteraan negeri. Penghargaan terhadap guru merupakan wujud dari penghargaan terhadap negri karena jasa guru dapat menciptakan generasi bangsa yang cerdas dan berkarakter.*suci

No comments :