Oleh :
Evi Dihanti, M.Pd
Widyaiswara Madya
LPMP JABAR
A. Pendahuluan
Artikel ini membahas konsep tantang kepemimpinan,
faktor-faktor yang mempengaruhi kepemimpinan, dan implikasinya dalam
bidang pendidikan. Artikel ini merupakan hasil dari penelaahan terhadap
beberapa Artikel (dari jurnal dan beberapa sumber lain) yang kemudian
dipilah dan dikaji secara teoretis dari segi konsep kepemimpinan dan
faktor-faktor yang mempengaruhinya, kemudian diterapkan dalam konsep
pendidikan (pada tataran teoretis praktis)
B. Pengertian Kepemimpinan
Cukup banyak definisi
kemepimpinan yang bisa kita dapatkan dari barbagai literartur. Penulis
akan mengemukakan defini kepemimpinan menurut Stoner dan Freeman, Bartol
dan Martin, Gary A.Yukl, Miftah Toha, Gibosn dkk.
Menurut Stoner dan Freeman (1992:472) kepemimpinan
adalah proses mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas-aktivitas yang ada
hubungannya dengan pekerjaan terhadap para anggota kelompok. Sedangkan
Bartol dan Martin (1991:480) menyatakan bahwa kepemimpinan adalah proses
mempengaruhi orang lain tentang pencapaian prestasi ke arah tujuan
organisasi.
Secara luas definisi kepemimpinan dikemukakan oleh
Yukl (1989:4-5). Ia menyatakan bahwa kepemimpinan meliputi proses
mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku
pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok
dan budayanya.
Definisi kepemimpinan sebagaimana telah
dikemukakan di atas mengandung tiga implikasi penting, yaitu: (1)
kepemimpinan itu melibatkan orang lain baik itu bawahan maupun pengikut,
(2) kepemimpinan melibatkan pendistribusian kekuasaan antara pemimpin
dan anggota kelompok secara seimbang karena anggota kelompok bukanlah
tanpa daya, (3) adanya kemampuan untuk menggunakan berbagai bentuk
kekuasaan yang berbeda-beda untuk mempengaruhi tingkah laku pengikutnya
dengan berbagai cara.
Konsep kepemimpinan erat sekali hubungannya dengan
konsep kekuasaan. Dengan kekuasaan pemimpin dapat memperoleh alat untuk
mempengaruhi perilaku para pengikutnya. Terdapat beberapa sumber dan
bentuk kekuasaan, yaitu kekuasaan paksaan, legitimasi, keahlian,
penghargaan, relevansi, informasi, dan hubungan (Toha, 1990:323-330).
Pada dasarnya kekuasaan merupakan kemampuan untuk mempengaruhi orang
atau suatu kelompok untuk mencapai tujuan tertentu. Kekuasaan dalam hal
ini tidak lain adalah kemampuan untuk mengajak orang lain mau melakukan
apa yang diinginkan oleh pihak .
Efektivitas kepemimpinan bukan ditentukan
seseorang atau beberapa orang saja, melainkan hasil bersama antara orang
pemimpin dengan orang yang dipimpinnya. Pemimpin tidak akan efektif
apabila tidak ada partisipasi bawahan. Untuk mengevaluasi efektivitas
kepemimpinan sering dikaitkan dengan konsekuensi dan tindakan-tindakan
pemimpin tersebut bagi para pengikutnya dan para stakeholder lainnya.
Dan uraian di atas secara konseptual disimpulkan
bahwa kepemimpinan adalah kemampuan mengarahkan dan mempengaruhi
kelompok maupun individu yang dipimpinnya untuk mencapai tujuan,
melalui: (a) program /rencana yang jelas dan kongkrit; (b) membuat
prosedur kerja,; (c) membina; (d) membangun kerjasama dengan unit kerja
terkait; (e) perhatian pada bawahan/ berpartisipasi pada bawahan; (f)
merencanakan dan pengambilan keputusan; (g) melakukan hubungan antara
pribadi; (h) melakukan inovasi baru, (i) memberikan semangat kompetisi;
(j) mengatur tugas dan tanggung jawab bawahan; serta (k) pengendalian.
Sedangkan efektivitas kepemimpinan adalah keberhasilan dalam mengarahkan
dan mempengaruhi kelompok maupun individu yang dipimpinnya untuk
mencapai tujuan melalui: mengarahkan, membuat prosedur kerja, membina,
membangun kerjasama, perhatian pada bawahan, merencanakan dan
pengambilan keputusan.
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepemimpinan
Hersey dan Blanchard (1988) mengajukan semacam formula bahwa gaya
kepemimpinan pada dasarnya merupakan perwujudan dan tiga komponen, yaitu
pemimpin itu sendiri, bawahan, serta situasi di mana proses
kepemimpinan tersebut diwujudkan. Bertolak dan pemikiran tersebut,
Hersey dan Blanchard mengajukan proposisi bahwa gaya kepemimpinan (k)
merupakan suatu fungsi dan pimpinan (p), bawahan (b) dan situasi
tertentu (s), yang dapat dinotasikan dalam bentuk formula :
k = f (p, b, s).
Pimpinan (p) adalah seseorang yang dapat mempengaruhi orang lain atau
kelompok untuk melakukan unjuk kerja maksimum yang telah ditetapkan
sesuai dengan tujuan organisasi. Organisasi akan berjalan dengan baik
jika pimpinan mempunyai kecakapan dalam bidangnya, dan setiap pimpinan
mempunyai keterampilan yang berbeda, seperti keterampilan teknis,
manusiawi dan konseptual. Sedangkan bawahan adalah seorang atau
sekelompok orang yang merupakan anggota dan suatu perkumpulan atau
pengikut yang setiap saat siap melaksanakan perintah atau tugas yang
telah disepakati bersama guna mencapai tujuan. Dalam suatu organisasi,
bawahan mempunyai peranan yang sangat strategis, karena sukses tidaknya
seseorang pimpinan bergantung kepada para pengikutnya ini. Oleh sebab
itu, seorang pemimpinan dituntut untuk memilih bawahan dengan secermat
mungkin.
Adapun situasi (s) adalah suatu keadaan di mana seorang pimpinan
berusaha pada saat-saat tertentu mempengaruhi perilaku orang lain agar
dapat mengikuti kehendaknya dalam rangka mencapai tujuan bersama. Dalam
satu situasi misalnya, tindakan pimpinan pada beberapa tahun yang lalu
tentunya tidak sama dengan yang dilakukan pada saat sekarang, karena
memang situasinya telah berlainan. Dengan demikian, ketiga unsur yang
mempengaruhi gaya kepemimpinan tersebut, yaitu pimpinan, bawahan dan
situasi merupakan unsur yang saling terkait satu dengan lainnya, dan
akan menentukan tingkat keberhasilan kepemimpinan.
Selain Hersey dan Blanchard, para ahli yang membahas tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi kepemimpinan adalah Theodore J.
Kowalski, Thomas J. Lasley II, James W. Mahoney (2008). Ketiga ahli ini
memandang kepemimpinan dipengaruhi oleh tiga lingkaran variabel, yaitu
variabel individu, organisasi, dan sosial. Seperti tampak pada gambar
berikut:
Keputusan tentu diambil oleh individu. Akan tetapi keputusan itu
tidaklah murni disebabkan oleh kehendak individu tersebut, tetapi ada
pengaruh dari faktor organisasi kemudian faktor sosial yang melikupi
individu tersebut. Kowalski dkk. (2008: 25-46) menguraikan faktor-faktor
dalam tataran individu, organisasi, dan sosial.
Pada tataran individu, faktor-faktor yang mempengaruhi adalah
pengetahuan dan keterampilan, karakteristik pribadi, nilai-nilai yang
diyakini, penyimpangan, dan gaya dalam membuat keputusan. Variabel
organisasi mencakup iklim dan budaya, politik organisasi, ancaman dan
resiko, Ketidak-pastian, kerancuan, dan pertikaian. Sedangkan yang
mencakup variabel sosial adalah kebutuhan resmi, meta –value, politik,
dan ekonomi.
Dengan pola dikotomi, berdasarkan formula Hersey dan Blanchard serta
penjelasan yang dikemukakan Kowalski dkk. di atas, penulis bisa membagi
faktor-faktor yang mempengaruhi kepemimpinan menjadi dua faktor besar
yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah
faktor-faktor yang muncul dari diri pemimpin, sedangkan faktor eksternal
adalah faktor-faktor yang terkait dengan karakteristik bawahan dan
situasi. Termasuk didalamnya situasi organisasi dan sosial.
Sumber : http://www.lpmpjabar.go.id/?q=node/401